Sekilas Tentang Saka Bakti Husada

Sekilas Tentang Saka Bakti Husada

Saka Bakti
Husada adalah merupakan salah satu wadah pengembangan pengetahuan,pembinaan ketrampilan,serta penambahan pengalaman kesempatan untuk membaktikan diri sebagai anggota saka Bakti Husada kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.


Secara ideal Pramuka Saka Bakti Husada sebagai kader penggerak masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat yang di namis, inofatif dan mandiri.


VISI
Mengkader Out Put Saka Bakti Husada yang memiliki ketrmpilan, pengetahuan dan pengalaman di bidang kesehatan, serta selalu hidup sehat dan mantap.

MISI
Menjadikan Saka Bakti Husada yang mampu dalam bidang kesehatan melalui pembinaan Pramuka Saka Bakti Husada yang profesional.

TUJUAN
Progam kerja Saka Bakti Husada berorientasi ke arah terwujudnya sumberdaya manusia yang berkwalitas di bidang kesehatan. Sekaligus agar out put ini memiliki :
a.
Sikap dan perilaku hidup yang lebih mantap.
b.
Mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat.
c.
Keahlian di bidang kesehatan dan membantu melembagakan norma norma hidup sehat bagi semua warga anggota Gerakan Pramuka.

PROGRAM KRIDA
Saka Bakti Husada memiliki 6 Progam Krida, yakni :

1) Krida Bina Lingkungan Sehat.
2)
Krida Bina Keluarga Sehat.
3)
Krida Bina Gizi.
4)
Krida Penanggulangan Penyakit.
5)
Krida Bina Obat
6)
Krida perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Senin, 22 November 2010

SEJARAH BAPAK PANDU DUNIA

Sejarah kepanduan telah berlangsung lebih dari satu abad, dimulai padaperalihan abad 19-20. Pelopornya tidak lain adalah Bapak Pandu sedunia, Lord Baden Powell. Kecintaan Powell terhadap aktivitas luar ruang terbentuk sejak kecil. Dilahirkan tanggal 22 Februari 1857, Robert Baden-Powell merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara (sepuluh bila tiga orang saudaranya yang meninggal ketika bayi dihitung).

Masa kecilnya dihabiskan dengan banyak bermain di hutan kecil di samping sekolahnya. Powell terkenal sebagai anak yang serba bisa. Selain keterampilannya pada aktivitas outdoor, Powell juga piawai dalam hal melukis, melawak, menyanyi, dan menjadi aktor drama. Tetapi, Powell memang pada dasarnya jauh lebih suka aktivitas outdoor ketimbang belajar dalam kelas. Ia akhirnya gagal masuk perguruan tinggi bergengsi Universitas Oxford, dan sebaliknya berhasil cemerlang masuk dalam jajaran militer.

Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti Reconaissance and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy Scout Scheme; Scouting for Boys; dan Girl Guiding.

Di samping itu, ia menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan. Peserta yang lulus dari pelatihan ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang simbolnya digunakan sebagai lambang organsiasi pandu di kemudian hari. Selain itu, keberhasilan militernya yang paling menonjol adalah mempertahankan kota Mafeking dari serangan militer kaum Boer yang berkekuatan tiga kali lipat dalam perang Boer di Afrika Selatan.

Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri di dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan remaja ini bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas militer. Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia kembali ke Inggris.

Tanpa ada kegiatan positif, generasi muda Inggris semakin kacau hidupnya. Impian Powell adalah agar para anak dan remaja bisa menyalurkan energi mereka ke dalam kegiatan outdoor yang positif sehingga mereka tidak salah arah.

Impiannya ini dikerjakannya dengan sangat tekun dan bersemangat. Ketekunan dan semangat yang luar biasa mengejar impian mulia ini membuat banyak orang tertular dan dengan senang hati bekerja sama membantu Powell mewujudkan impiannya. Mungkin akibat ketekunan yang berlebihan ini, Powell terlambat menikah. Ia baru menikah dengan Olave St. Clair Soames pada usia 54 tahun. Keberhasilannya memelopori dan membesarkan gerakan pramuka membuatnya memperoleh hadiah prestisius: Carnegie Prize. Ia wafat pada usia tua (83 tahun) di Paxtuu, Afrika.

Memiliki impian mulia, ketekunan dan semangat mewujudkan impian itu, mendayagunakan keterampilan yang dimiliki, serta bekerja sama dengan banyak orang, tampaknya faktor-faktor itulah yang menjadi kunci keberhasilan Lord Baden-Powell yang layak ditiru oleh Generasi Muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar